Selamat Datang di www.discoveryrambang.blogspot.com,blog sederhana kami. Hubungi kami jika anda memerlukan jasa kami --------- arwin Hp.(085366646811),EMail :arewind99@gmail.com----------- Sukses!!!!!!!!!

Sabtu, 30 Maret 2013

budaya rambang yg "lenget" "ningkok"

budaya merupakan hasil karya, karsa dan cipta masyarakat lokal sehingga menjadi suatu kebiasaan dan lama kelamaan menjadi suatu budaya yang dianggap baik, pergeseran budaya dan majunya teknologi menjadikan pergeseran budaya, dengan adanya budaya baru yg masuk menjadi kan budaya lama menjadi bergeser bahkan hilang.
"ningkok" budaya rambang yg satu ini perlahan-lahan hilang, terlihat dari kebiasaan bujang gadis rambang yg saat ini mungkn tidak lagi memakai/menggunakan budaya ini. apa itu ningkok ? ningkok merupakan wadah dan sarana bagi bujang gadis rambang untuk bertemu/silahturahmi, dalam artian disini pertemuan untuk menjadi saling kenal, ningkok biasanya diadakan ketika ada hajatan perkawinan, dalam mengisi acara/prosesi adat lainya seperti ngantat lemang juada, ningkok biasanya dilakukan pada malam hari antara jam 07 sampai 22 malam, acara nya bisa beragam, biasanya menggunakan musik/lagu yg diperankan oleh seorang operator untuk engatur jalannya ningkok, dalam perjalanannya ningkok juga memakai alat sederhana  seperti selendang, cangkir yang berisi beras atau yg lain sebagai penggantinya, cara nya sangat sederhana musik dihidupkan , disediakan 2 selendang atau cangkir berisi beras, 2 berarti sepasang yaitu untuk laki dan perempuan, saat musik dihidupkan selendang / cangkir berisi beras dijalankan, di berikan/ dioporkan ke teman yg laen sampai waktu berhenti musik yg dioperasikan oleh operator ningkok, saat musik musik berhenti, selendang harus dikembalikan berarti yg dapat hukuman org yg mengembalikan selendang / cangkir berisi beras td, operator berhak memberikan hukuman kepada mereka yg terhukum td, biasanya hukuman berupa bernyanyi, menari atau bs jg yg lainnya yg intinya bisa menghibur peserta lainnya.
namun saat ini, budaya itu seakan pupus entah keman, setiap ada acara hajatan pernikahan sudah tidak ada acara seperti ini, entah kmn perginya..atau tergilas oleh kamajuan zaman..pengaruh alat komunikasi sangat mempengaruhi... kebanyakan bujang gadis sekarang lebih asyik tenggelam dengan Hp atau sejenisnya.
hilang kesempatan untuk bertatap muka, bersalaman, berbincang.. terganti dengan komunikasi canggih semacam SMS.
nyantai dikit.. sambil ngupi dan sebatang udut hehehe..

Selasa, 13 November 2012

SALUT !!!
bapang ku hobyy bola, kadang aq heran jg, usia tak menghalangi. mon uji kenan "mpong di pcak" ini memang sdh lama beliau idam2kan yaitu ingin melihat langsung pertandingan sepakbola/live. coz slm ini cm bs melihat/ menonton dr tv. diajak lah kakak2ku untuk meluruskan niat tersebut. ini adalah beberapa fto yg sempat diabadikan kebetulan saat itu om "beck" kamera baru so minjam uy...
 foto saat menantikan pertandingan sebelum dimulai (kanan tatut(jaket utam), bak, aq, angga
 dian, bak, aq, angga & beck
senang rasanya bs mewujudkan "memang" bak !! salut aq banga pd mu !!

Senin, 06 Juni 2011

sejahteralah rambang ku !!

di sela-sela kesibukan ku, kusempat kan pulkam, (hehehehe wong ndeso ) banyak perubahan, pola hidup, pergeseran budaya dan kebiasaan.
sempat mengamati sebentar...ada perubahan yang mencolok yaitu pola hidup yg konsumtif, seiring tinggi nya harga karet ternyata mempengaruhi pola hidup masyarakat, yg dulu nya mungkin biasa-biasa saja sekarang mungkin jd luaarrr biasa, ahai... sampai-sampai ada istilah : mbeli mubil lok mbeli kacang gureng"
yg menjadi permasalahan tinggi nya tingkat konsumsi tapi tidak di imbangi dengan peningkatan intelektualitas, terbukti dengan banyak uang tapi g tau mau di apakan ini uang ( hahahhaha.. enjok ke aq bai uyyy ) soo... yang ada ikuta-ikutan, tetangga beli mobil kita juga harus beli mobil hahahhahaha.. yang penteng tetuhut uhang,
lanjut, biasa dilihat dari resepsi pernikahan dan acara-acara semacam yg sifatnya sedekahan, semuanya berubah..
yang bagus itu " harta bertambah, ilmu bertambah dan juga tentunya pendekatan diri kepada sang khalik juga bertambah"
kalo g bs menyikapi yg terjadi malahan " harta bertambah, pengetahuan g ada, dengan tuhan "lupa",terlena dengan harta yg ada " tambah ajor/rusak" sehingga merusak generasi berikutnya, hilangnya kebudayaan lokal yg terkenal ramah dan sopan santun , berganti dengan sifat indivualis yg mengarah pada gila harta dan suka memamerkan harta.
yakinlah.. mati juga harta g ikut kq, yg bantu kita di akhirat sana juga bukan harta kq tp amal kita semasa hidup.
semoga sajalah...kita g terlena dengan kesenangan sesaat. yg aq prihatin, bukan kawula muda yg pioner dari perubahan tp kaum tua yg menjadi dan mengajari anak muda, mungkin g ada malu lg sama anak hehehehe...(mabok tetunggal lapak ngan bapang)...
break dulu....next entri

Senin, 25 April 2011

skripsi ku

ABSTRAK



ANALISIS DESKRIPTIF SOSIAL EKONOMI NELAYAN MISKIN

(Studi Pada Masyarakat Nelayan Miskin di Kelurahan Malabero Kota Bengkulu)



ARWIN DEMO

JURUSAN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BENGKULU





Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui deskriptif sosial ekonomi nelayan miskin dan penyebab kemiskinan pada masyarakat nelayan kelurahan Malabero kota Bengkulu. Khususnya melihat pendapatan, pendidikan, jenis pekerjaan, prilaku masyarakat, kondisi perumahan, pemenuhan kebutuhan pokok, pola konsumsi, distribusi dan tabungan, penyebab kemiskinan dari aspek internal dan eksternal. Tehnik penentuan informan dilakukan berdasarkan tujuan lalu digulingkan (snow ball sampling). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan pengamatan berpartisipasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang diperoleh kemudian di analisis dengan menggunakan tehnik deskriftif analisa. Dari hasil penelitian didapatkan penggambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat nelayan yang meliputi pendapatan, jenis pekerjaan, prilaku masyarakat, kondisi perumahan, pemenuhan kebutuhan pokok, pola konsumsi, distribusi dan tabungan dan penyebab kemiskinan dari aspek internal, penyebab dari dalam masyarakat itu sendiri yang mempengaruhi pola konsumsi, distribusi, pola pemenuhan kebutuhan pokok dan kebiasaan/prilaku masyarakat dalam menyikapi dan menyiasati pola pemenuhan kebutuhan hidup dan aspek eksternal , penyebab dari luar terjadinya kemiskinan, adanya distribusi hasil – hasil pembangunan yang tidak merata, kurangnya perhatian pemerintah, dan terbatasnya peluang kerja di sektor non perikanan.






Kata kunci : kondisi sosial ekonomi, aspek internal dan eksternal

untuk selengkapnya bs hub i saya karena tidak publikasikan untuk umum


Sabtu, 23 April 2011

deskripsi wilayah kec. rambang

Dengan adanya pemekaran wilayah dan otonomi daerah, maka diberikan seluas-luasnya kepada daerah untuk mengelolah dan mengurus rumahtangga sendiri bagi wilayah -wilayah yang dianggap mampu dan sanggup untuk memberikan pelayanan publik kepada ruang lingkup wilayah masing-masing. salah satu pemekaran kecamatan tersebut adalah kecamatan rambang, yang dulu masih bergabung dengan rambang lubai. sekarang kecamatan rambang berdiri sendiri dengan ruang lingkup meliputi desa-desa yaitu suka merindu, sugihan, tanjung dalam, tanjung raya, pagar agung, sugihwaras. sumber rahayu (trans I dan II ). dan camat rambang pun sekarang sudah orang rambang asli ( bpk Drs. Suyamin)
seiring perkembangan jaman, sekarang kecamatan rambang sudah mempunyai dua SMP N (SMPN 1 di sugih waras dan SMPN 2 di sugihan) dan satu SMA N 1  di tanjung raya. sebenarnya sejak dulu sudah ada SMP-SMP pelopor sebelum ada SMP N (kalau g slh SMP CENDEKIA dan SMP di trans , tp g tau lg gmn nasib SMP pelopor ini).
masyarakat mata pencaharian masyarakat rambang adalah petani karet (dulu sebelum karet berjaya sempat terdengar tanaman yang diunggulkan adalah kopi) tapi seiring konsumerisasi yang terus meningkat , masyarakat kebanyakan hanya menanam karet sebagai tanaman utama di samping tanaman padi darat, dengan mayoritas agama adalah islam. corak seni dan budaya tiap desa sangat berbeda, mempunyai ciri khas tersendiri terutama dialek bahasa( bisa di lihat dari cara bicara).
bersyukur sekarang kecamatan rambang terkena dampak imbas dari mahal nya harga karet dunia sehingga mengakibatkan dampak kehidupan ekonomi yg lebih baik, bisa dilihat dari tingkat perekonomian masyarakat. masyarakat rambang terbuka dengan kemajuan teknologi, masuknya budaya luar dengan mudah di tiru oleh masyarakat seiring dengan sudah banyak nya masyarakat yang sudah dan dapat mengenyam pendidikan yang tinggi ( dulu masih ingat masih bisa dihitung dengan jari orang yang bisa mengenyam bangku kuliah) dikarenakan perekonomian yang kurang mendukung untuk biaya pendidikan, (balam maseh murah).
senang juga akhirnya rambang-ku bisa maju, rata-rata tiap desa sudah banyak yang bisa kuliah, ini menunjukan kemajuan yang sangat pesat, mudah-mudahan ini cara untuk membangun rambang lebih baik kedepan, bisa menyikapi perkembangan teknologi dengan bijak.
rambang, sesuai dengan nama sungai yang ada dan melintasi setiap desa yaitu sungai rambang, sungai ini banyak memberikan nadi kehidupan bagi masyarakatnya. (ingat pepatah lama"mun la temandi ke aek rambang, susah untuk melupekan rambang" ) mudah2an rambang kan tetap terkenang walau kita terpisah-pisah ("bumi rambang janganlah di lupe walau kite pencaran jaoh..")
salut, bravo rambang..........!!!

Kamis, 21 April 2011

skripsi tentang PPKR rambang

Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup petani PPKR : Studi kasus Kecamatan Rambang Lubai, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan

Abstract

Perkebunan di Indonesia , jika di 1ihat dari usahanya dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu; Perkebunan Besar dan Perkebunan Rakyat (Sandy 1985). <br /> <br /> Propinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu daerah produsen karet di Indonesia. Pada tahun 1986 memiliki luas areal perkebunan karet rakyat sebesar- 504.037 hektar dengan produksi 160.503.19 ton karet kering, atau produktivitasnya rata-rata 318 kg karet kering per hektar (Dinas Perkebunan Tingkat I Sumatera Selatan 1986). Rendahnya produktivitas ini disebabkan antara lain: adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh petani sendiri seperti: modalnya kecil, pendidikan petani umumnya rendah, dan cara pengelolaan kebun yang masih bersifat tradisional, sehingga mengakibatkan produksi yang dihasilkan menjadi rendah. Keadaan ini dapat diasumsikan bahwa kualitas hidupnya menjadi rendah pula. <br /> <br /> Untuk menanggulangi keadaan ini, sejak awal Pelita III (tepatnya pada tahun 1980) telah dilaksanakan beberapa usaha di bidang perkebunan rakyat yaitu: melalui pola UFP (Unit Pelaksana Proyek) dan pola PIP (Perkebunan Inti Rakyat). Pola UFP terdiri dari 2 bagian, yaitu: UFP Swadana dan UFP Berbantuan. PPKR (Proyek Pengembangan Karet Rakyat) atau SRDP (Small Rubber Development Project) merupakan salah satu bentuk UPF Berbantuan, sumber dananya berasal dari Bank Dunia, PPKR di Sumatera Selatan dilaksanakan dari tahun 1990 - 1955. <br /> <br /> Oleh karena perkebunan karet rakyat merupakan sumber penghidupan sebagian besar petani (kurang lebih 12 juta penduduk Indonesia pada tahun 1995), maka keberadaannya perlu dipertahankan dengan tetap memperhatikan faktor-faktor yang menunjangnya, seperti : faktor sumber daya alam (lingkungan fisik yakni tanah, iklim, dan topografi); pendidikan; produksi, tenaga kerja, biaya produksi, dan pengalaman dalam berusaha tani. Khususnya terhadap kualitas hidup petani PPKR belum banyak diketahui, sehingga melatarbelakangi penelitian ini. <br /> <br /> Pertanyaan penelitian adalah: (1) Bagaimana petani menggunakan Faktor sumberdaya dan (lingkungan fisik) sebagai lahan perkebunan dan (2) Faktor-faktor apa yang rnempengaruhi kualitas hidup petani. <br /> <br /> Tujuan penelitian adalah,: untuk mengetahui faktor&#64979;faktor yang mempengaruhi kualitas hidup petani PPKR dan pengaruhnya terhadap lingkungan. <br /> Penelitian ini diharapkan ber-guna, sebagai bahan masukan bagi perkebunan karet rakyat dan sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan karet rakyat khususnya di Kecamatan Rambang Lubai, dalam upaya pemanfaatan sumberdaya alam (tanah). <br /> <br /> Hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: <br /> "Faktor sumberdaya alam (1ingkungan fisik) sebagai lahan perkebunan dengan pola PPKR memberikan dampak positif terhadap kualitas hidup petani dan kualitas lingkungan". <br /> 120, tabel 27; gambar 1; lampiran